Kita Tak Sampai

Pernakah kalian merancang masa depan yang indah mau seperti apa ? (back song: Kasih tak sampai-Padi)
Merancang masa depan indah yang ku maksud disini adalah pernikahan. Iya, menikah. Pernahkah kalian merancangnya? Ingin menikah diumur berapa? Dengan siapa? Kapan? Dimana? Bagaimana konsep pernikahannya? Aku wanita yang tahun ini memasuki usia 24 tahun, dan aku mempunyai semua rancangan itu. Aku ingin menikah diumur 25 tahun, dengan seseorang yang saat ini bersamaku, saat usiaku memasuki 25 tahun berarti akan menikah ditahun esok 2021, di Jakarta, konsepnya jika ada rezeki lebih dari aku dan calon suami ku ingin pernikahannya disalah satu gedung sehingga tidak memerlukan waktu yang cukup lama karena berbatas waktu. Bertemakan wedding modern, dengan menggunakan 2 kostum yaitu untuk akad menggunakan busana putih karena prosesi sacral, dilanjutkan dengan menggunakan gaun pengantin elegant dan glamour, diatas kepalaku menggunakan mahkota sebagai hiasan, dan calon pasanganku menggunakan jas dengan warna yang senada. Tapi sepertinya itu hanya ekspetasi deh… huhu kenapa? Karena calon pasanganku pertama belum memiliki penghasilan tetap, sehingga belum ada persiapan financial dari kami, dilain hal ia setahun lebih muda dariku, lalu ia seperti masih ingin menikmati dunianya dengan melakukan apapun yang ia suka tanpa aku larang ini itu. Sedangkan kami pernah merancang masa depan yang indah itu akan berlangsung pada 14 Maret 2021, mengapa tanggal tersebut yang kami pilih? Bukan aku yang bilang sebenarnya, tapi ia yang menentukannya karena berhubungan dengan 14 itu tanggal lahirku, Maret bulan ke tiga dimana tanggal 3 ia pernah menyatakan perasaannya padaku untuk pertama kali, dan 2021 dipilih karena 21 adalah tanggal kelahirannya, kebetulan ditahun 2021 bulan Oktober usiaku memasuki seperempat abad, 25 tahun. Haha sudah tua ya? Aku saja seringkali tidak menyangka, padahal perawakanku masih seperti anak-anak kalau kata kebanyakan orang. Memasuki usia yang hampir 25 tahun, aku semakin kepikiran apapun tentang masa depan, terutama menikah. Kalau waktu ditarik mundur, aku pernah menargetkan usia menikah maksimal 25 tahun, sedangkan usiaku terpaut setahun lebih tua dari pasanganku. Apakah mungkin dengan segala masalah yang ada? Jika dijawab dengan unsur agama sih tidak ada masalah, namun aku tahu ia adalah seorang yang lebih memasalahkan financial, sehingga akupun tidak memaksanya. Tidak hanya itu, orang tua kami masing-masing pun juga pernah menanyakan hal pernikahan dengan kami masing-masing, mau kapan? Aku selalu menguatkan diri dan hati bahwa aku akan menikah tahun 2021, tapi aku merasa tidak yakin disatu sisi. Jikalau nanti terjadi, sepertinya akan mundur. Jadi sesuai rancangan atau hanya ekspetasi? Pernah ia berkata saat aku dengan jail bertanya tentang lamaran, ia berkata akan melamarku awal tahun 2021. Namun kalau dilihat progressnya belum ada apa-apa, atau aku saja yang tidak mengetahuinya  aku hanya merasa tidak enak dengan kedua orangtuaku, karena pasanganku sering sekali bertamu ke rumah sehingga warga sekitarpun tahu kehadirannya, apalagi keluargaku tinggal berdekatan. Aku hanya merasa tidak enak jika keluargaku sudah mulai menanyakan kelanjutan hubunganku bagaimana dengannya, walaupun orangtuaku menanggapi dengan santai tapi tetap saja aku tidak enak hati dan merasa sadar diri usiaku bukan lagi harus tinggal serumah dengan orangtua  Mungkin beberapa sahabat yang menasehatiku akan berkata tidak perlu terlalu dipikirkan, Allah sudah menakdirkan jalan hidup kita akan seperti apa. Lalu bagaimana dengan janji-janji yang terlanjur diucapkan? Harapan bersama? Semua rancangan yang pernah dibuat? Apakah ini yang disebut jangan terlalu berharap apapun?  jujur saja aku overthingking dengan hal ini. Karena hal ini berkaitan dengan masa depan yang sudah ku rancang. Setiap malam apabila tidak bisa tidur dan hatiku merasa senang, bayangan hal-hal indah hidup bersamanya selalu hadir dan membuatku semakin yakin dan ingin segera mungkin terlaksana. Tapi balik lagi ke permasalahan, progressnya belum terlihat. Aku menulis pun dengan rasa haru dan sekuat hati untuk tidak meneteskan air mata, bukti aku yakin semua akan indah pada waktunya. Waktu yang akan menjawab semuanya, manusia hanya menjalankan dengan sebaik-baiknya. Tapi aku terlalu takut apabila semua ini hanya ekspetasi. Aku takut kecewa dengannya yang aku sayangi, aku takut mengecewakan diriku sendiri, bahkan takut kalau sampai nantinya aku kehilangan diriku sendiri. Ya sudahlah, kita lihat saja nanti, semoga semesta bersahabat, sehingga semua ini bukan hanya sebuah ekspetasi melainkan sesuai dengan apa yang sudah dirancang. Jakarta, 14 Maret 2021 Hari ini, tepatnya ditanggal bulan dan tahun yang ku nantikan sekian lamanya kau gadang-gadang tentang sesuatu hal yang mampu mengubah hari-hariku penuh harap dan menyenangkan setiap ku mengkhayalkannya, ternyata hanyalah ekspetasi. Terimakasih atas harapan yang pernah dituaikan setinggi langit, kini semua hanyalah angan-angan belaka yang entah kapan akan terwujud. Namun hari ini ku takkan menangis tersedu-sedu, karena sudah kering air mataku kemarin hari mencemaskan hari ini. Sekarang aku hanya bisa menikmati hari-hariku dengan tanpa harapan tinggi, serta menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran bukan dalam bayangan masa depan atau melihat semua lebih sadar. Selamat kepada rekan-rekan yang telah ditepati janjinya oleh sang idaman hati, salam dariku penikmat story media social dengan penuh keinginan yang sama, namun ku harus memikul pedihnya sebuah pengharapan. Jangan tanyakan lagi kapan, dan bagaimana kepada seseorang yang perlahan telah mengubur satu impian terbesarnya 

Komentar

Postingan Populer